Gerhana Matahari, Ajang Untuk Ibadah
Padang - Di saat daerah lain menjadikan momen Gerhana Matahari Total (GMT) sebagai ajang wisata, di Kota Padang justru sebaliknya. Kota yang dipimpin Walikota H. Mahyeldi Dt Marajo dan Wakil Walikota Emzalmi menjadikan momen GMT untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
"Gerhana matahari total pada 9 Maret nanti merupakan momen untuk beribadah," kata Walikota, saat berdialog di stasiun radio milik pemerintah, Senin (29/2/2016).
Walikota mengatakan GMT merupakan suatu karunia Allah SWT. Karena itu seluruh umat muslim mesti mendekatkan diri kepada-Nya.
Disikapi positifnya fenomena langka GMT dengan beribadah, Walikota mengajak sekaligus mengimbau seluruh warga untuk melakukan shalat gerhana pada 9 Maret. Seluruh masjid dan mushalla diimbau untuk menggelar shalat gerhana matahari.
"Kepada seluruh warga Kota Padang, mari kita bersama-sama melaksanakan shalat gerhana," imbaunya.
Direncanakan, shalat gerhana di Kota Padang akan dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol. Walikota mengharapkan seluruh ulama, khatib maupun pengurus masjid dan mushalla untuk ikut mensosialisasikan dan mengajak masyarakat melaksanakan shalat gerhana.
"Kita di Padang melaksanakan shalat gerhana di kelurahan dan kecamatan. Termasuk di RTH Imam Bonjol. Mari kita hadiri shalat ini dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," tukas Walikota.
Banyak hal yang diperoleh dengan dilaksanakannya shalat gerhana. Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, beribadah saat GMT justru akan memberi pemahaman dan pembelajaran kepada generasi muda. Sehingga generasi muda akan lebih mengetahui tentang pelaksanaan shalat gerhana. Apalagi GMT ini merupakan fenomena langka yang sulit dijumpai dalam kurun waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Seperti diketahui, shalat gerhana matahari atau shalat Kusuf, hukumnya sunah muakad. Shalat tersebut dilaksanakan mulai dari timbulnya gerhana matahari hingga matahari kembali seperti biasanya, atau terbenam.
Shalat gerhana sebanyak dua rakaat dengan empat kali rukuk dan juga empat kali sujud. Pada rakaat pertama (sesudah rukuk dan itidal) dibaca surat Al-Fatihah lagi. Selanjutnya melakukan rukuk sekali lagi dan itidal. Lalu terus sujud untuk selanjutnya shalat sebagaimana biasa. Pada rakaat kedua juga dilakukan seperti rakaat pertama.
Dengan demikian shalat gerhana tersebut seluruhnya berjumlah 4 rukuk, 4 fatihah dan 4 sujud. Apabila shalat gerhana tersebut dilaksanakan seperti shalat biasanya yakni 2 rakaat dengan 2 rukuk, tidak menjadi halangan atau cukup sah dikerjakan.
Sumber :
0 comments: