I am Muslim, No Valentine
Oleh : Syafri Salmi
12 Februari, yang biasa dikenal para remaja hari valentine, yang katanya hari kasih sayang. Istilah yang bagus dengan sebutan hari kasih sayang, akan tetapi yang jadi pertanyaannya kenapa harus pada tanggal 14 Februari saja yang dinobatkan sebagai hari kasih sayang ? Kenapa tidak setiap hari dinobatkan hari kasih sayang ? Atau apakah kasih sayang itu hanya terbatas pada tanggal 14 Februari saja ? Mari kita pecahkan bersama pertanyaan - pertanyaan ini, agar para remaja tidak salah kaprah dengan istilah valentine ini.
Tutur Sejarawan istilah Valentine day itu sudah ada pada masa Yunani Kuno, di mana menurut kalender Yunani kuno, pertengahan bulan Februari itu dinobatkan hari penghormatan pada pernikahan dewa mereka, Dewa Zeus dan dewa Hera.
Kebiasaan mereka yang menyerupai kaum yahudi pada pertengahan Februari tersebut mereka suka pesta pora menyemarakkan hari kasih sayang beberapa dewa mereka.
Histori selalu bergulir, hingga pada saat saat keemasan agama Katolik di Eropa, waktu Paus Gelasius I, pada th. 496 mengambil keputusan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk mengenang beberapa layanan santo Valentinus, walaupun dijelaskan kalau Paus Gelasius I tak tahu martir bernama santo Valentinus.
Untuk menguatkan legenda Santo Valentinus ini, tulang belulang dari makam Santo Hyppolytus yang berlokasi di Tibertinus dekat Roma, dikatakan sebagai kerangka jenazah St. Valentinus. Lalu kerangka itu dimasukkan dalam peti terbuat dari emas serta diletakkan di gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia oleh Paus Gregorius XVI pada th. 1836. Sampai saat ini, peti jenasah terbuat dari emas yang berisikan kerangka itu tiap-tiap tanggal 14 Februari senantiasa banyak di ziarahi oleh pemujanya.
Sumber : http://www.trendingtoopik.com/2016/02/geger-fatwa-mui-rayakan-valentine-itu.html?m=1
Dan kalau kita cermati, tidak ada kepentingan kita sebagai muslim ikut merayakan Valentine Day ini. Rasulullah SAW Mengingatkan dengan sabdanya :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma- dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (1/676) dan Al-Irwa` no. 2384).
Ini sudah jelas bagi kita sebagai Muslim, bahwa ikut melakukan hal yang biasa dilakukan oleh suatu kaum, berarti kita pun termasuk bagian dari kaum itu sendiri.
Berarti Valentine merupakan sebuah ritual atau kebiasaan yang dilakukan oleh kaum Yunani kuno, natobeninya non muslim. Kenapa harus disibukkan juga sebahagian diantara kita dengan istilah Valentine ini. Seharusnya banyak hal yang bisa dilakukan, jangan hanya sekedar ikut - ikutan, karena sudah menjadi kebiasaan, ternyata secara tidak langsung kita dinobatkan bagian dari yang melakukan perbuatan tersebut.
Mari bersama, robah cara pandang kita, agar tidak terjerumus dengan perbuatan-perbuatan yang biasa dilakukan oleh orang - orang diluar keyakinan kita, agar kita tidak disamakan dengan kaum tersebut.***
0 comments: