Wanita yang Mendapatkan Pahala Syahid


Niat baik tak selalu berbuah kebaikan. Sering kali air susu dibalas dengan air tuba. Perumpamaan ini sesuai dengan kisah yang dialami oleh salah satu sahabiyah Rasulullah SAW.
Namanya Ummu Waraqah al-An shariyah. Sesuai namanya, ia berasal dari golongan Anshar. Dia termasuk dalam kelompok perempuan pertama yang masuk Islam dan ikut dibaiat oleh Rasulullah SAW.
Ummu Waraqah sangat mencintai Alquran. Ia merupakan penghafal Alquran dan sangat bagus serta indah dalam melantunkannya. Ia juga terkenal sebagai wanita ahli ibadah. Karena ketaatannya, Rasulullah menyuruh ia menjadikan rumahnya sebagai masjid tempat shalat.


Hidupnya didedikasikan untuk kemajuan agama Allah SWT. Tak heran jika ia memiliki semangat yang begitu tinggi untuk menegakkan agama Islam. Bahkan, ia selalu bermimpi dan bercita-cita untuk mati syahid di jalan Sang Khalik. Ummu Waraqah pun tak pernah gentar dan takut selama berjuang di jalan kebenaran.
Semangat Ummu Waraqah dalam membela Islam tak perlu diragukan. Ketika Nabi Muhammad SAW hendak berangkat menuju Perang Badar, ia berkata, "Wahai Rasulullah SAW, izinkan aku ikut berperang bersamamu."
Ummu Waraqah ingin bergabung dalam pasukan perang dan mengobati orangorang yang terluka. Ia berharap, Allah mengaruniakan syahid bagi dirinya.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Tinggallah engkau di ru mahmu. Sesungguhnya Allah akan mengaruniai dirimu pahala syahid."
Ummu Waraqah dikenal dengan nama asy-Syahidah. Jika Rasulullah hendak mengunjunginya di rumah, Beliau bersabda kepada para sahabat, "Mari kita pergi mengunjungi asy-Syahidah (wanita yang mati syahid)."
Kebiasaan Rasulullah mengunjungi Ummu Waraqah dilanjutkan oleh para sahabat. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab sering mengunjungi Ummu Waraqah.
Ummu Waraqah pun mendedikasikan hidupnya untuk agama Islam. Ia turut mengumpulkan Alquran. Ia adalah seorang wanita yang ahli dalam membaca Alquran.
Karena itu, Nabi SAW memerintahkannya agar menjadi imam bagi para wanita di daerahnya. Rasulullah SAW pun me nyiapkan seorang muazin baginya.
Dalam Al-Musnad dan As-Sunan dari hadis Abdurrahman bin Khalad dari Ummu Waraqah bahwa Rasulullah SAW mengunjunginya, kemudian memberikan seorang muazin untuknya. Abdurrahman berkata, "Aku melihat muazin tersebut seorang laki-laki yang sudah tua."
Ummu Waraqah senantiasa istiqamah dengan keadaannya, yaitu menjaga syariatsyariat Allah. Ia mengisi kehidupannya de ngan menegakkan syiar Islam. Sungguh mulia akhlak Ummu Waraqah. Ia telah menjadikan rumahnya sebagai masjid.
Menghiasinya dengan ibadah. Seluruh waktunya diisi dengan sangat amanah.
Tia da waktu dilalui tanpa Kitabullah. Seorang mukminah salehah.
Sayangnya, kebaikan dan kemuliaan Ummu Waraqah tak berbuah manis. Ia harus menghadapi pengkhianatan yang cukup pahit dalam hidupnya.
Sejarah mencatat, Ummu Waraqah memiliki dua orang hamba sahaya, lakilaki dan perempuan. Ia berjanji untuk memerdekakan budak-budaknya setelah ia meninggal.
Janji ini memancing niat buruk di ha ti para budaknya. Mereka berdua sepakat membunuh Ummu Waraqah. Pada sua tu malam, mereka menyekap Ummu Wara qah. Ia dibunuh, lalu kedua budak itu me larikan diri.
Pagi harinya, Umar mulai curiga. Ia berkata, "Demi Allah. Aku tidak mendengar bacaan Alquran bibiku, Ummu Waraqah, kemarin malam."
Kecurigaan ini mendorong Umar bin Khattab untuk masuk ke rumah Ummu Waraqah. Sayangnya, ia tak mendengar atau melihat sesuatu. Umar bin Khattab memeriksa rumah itu. Betapa terkejut ia ketika mendapati tubuh Ummu Waraqah terbungkus karung di samping rumahnya.
Umar naik pitam. Ia naik ke mimbar dan berkata, "Tangkap kedua budak Ummu Waraqah!"
Akhirnya, para budak yang berkhianat berhasil ditangkap. Mereka berdua dibawa ke hadapan Umar kemudian disalib. Kejadian ini menjadi kisah penyaliban pertama kali di Madinah. Seluruh penduduk Madinah pun berduka atas meninggalnya sang mujahidah.

0 comments:

Copyright © 2013 Kreatifitas Menulis