Keimanan Melahirkan Keberanian


Oleh Ustadz Syafri Salmi, S.Pd.I

Siapa menysangka, Abdullah bin Mas'ud muncul sebagai orang paling berani diantara semua sahabat. Padahal dirinya direndahkan para sahabat lainnya. Betisnya yang kecil serta tubuh yang kerdil membuatnya terlihat lucu dan terkesan bak orang yang lemah tak berdaya. Kehadirannya tak pernah dianggap serius diantara sahabat-sahabat nabi lainnya yang gagah perkasa.

Para sahabat yang gagah perkasa itu suatu kali bertaruh. Adakah diantara mereka yang punya keberanian membaca Alquran di depan Ka'bah? Saat itu lokasi Ka'bah masih dikerubungi kaum kafir Quraisy. Mereka siap menggelandang siapapun yang terindikasi ikut ajaran Nabi Muhammad SAW. Apalagi sampai melakukan tindakan 'gila' dan nekat seperti membacakan Alquran di tengah-tengah khalayak ramai itu.

Ternyata Ibnu Mas'ud pun menyanggupinya. Awalnya para sahabat yang berbincang itu tak menggubris ucapan Ibnu Mas'ud. Mereka hanya tertawa sembari melihat betis Ibnu Mas'ud yang kecil dan tubuhnya yang kerdil. Namun Ibnu Mas'ud membuktikannya.

Seorang Ibnu Mas'ud dengan tubuh kerdilnya berdiri di tengah-tengah khalayak ramai dan membacakan Alquran Surat Thaha. Sudah dapat diduga, tubuh ringkih Ibnu Mas'ud menjadi bulan-bulanan kaum Kafir Quraisy. Hampir saja ia tewas kalau tak diselamatkan para sahabat Nabi lainnya.

Apakah Ibnu Mas'ud menyesal? "Jika aku diberikan umur panjang hingga esok hari, maka esok akan ku ulangi lagi perbuatanku ini," ucap Ibnu Mas'ud. Sahabat-sahabat yang perkasa lainnya pun tertunduk. Mereka mencegah Ibnu Mas'ud untuk melakukan lagi tindakan 'gila' nya itu. Sudah cukup sang sahabat kerdil membuktikan keberaniannya mengalahkan sahabat-sahabat perkasa lainnya.

Apakah yang membuat seorang Ibnu Mas'ud menjadi sedemikan berani? Karena keimanan sudah mengalir dalam darah dan sanubarinya. Inilah yang difirmankan Allah SWT dalam Alquran, "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS Ali Imran [3]: 139).

Orang beriman sama sekali tidak akan takut dan gentar dengan apapun. Keimanan adalah spirit paling tinggi yang bisa memompa keberanian seseorang. Sebesar apapun objek yang menakutinya, ia tak akan takut. Ia yakin, jika ia beriman maka ia bersama Allah SWT Yang Maha Besar dari semua makhluk yang di hadapinya. Keimanan itulah yang mengalir dalam darah Ibnu Mas'ud. Kendati tubuhnya kerdil, ia punya Allah Yang Maha Besar, Maha Kuat, dan Maha Perkasa.

Para pejuang Islam yang dibakar semangat keimanan tak pernah merasa gentar menghadapi musuh-musuh Islam. Dengan gagahnya mereka bertarung di medan perang tanpa sedikitpun rasa takut. Mereka bangga menjadi seorang pejuang yang ikut jihad bersama Rasulullah SAW. Jika mereka meraih kemenangan, mereka akan hidup mulia dengan Islam. Jika mereka terbunuh di medan perang, mereka mendapatkan syahid dan mendapatkan surga. Apapun hasilnya, mereka mendapatkan keuntungan di dunia dan akhirat. Jadi apa yang mesti mereka khawatirkan lagi?

Mental keberanian inilah yang banyak hilang dari tubuh umat Islam. Kaum kafir sukses menakut-takuti kaum muslimin dengan situasi dan kondisi masa depan yang suram, ancaman, teror, intimidasi atau tekanan-tekanan lainnya. Umat Islam menjadi ciut untuk memperjuangkan nilai dan norma yang diyakininya. Syuja'ah (keberanian) adalah harga diri umat Islam. Jika sifat ini sudah hilang, maka hilang pulalah harga diri umat Islam di muka bumi.

Dahulu umat Islam sedemikian disegani dan ditakuti. Misalnya saja, ketika tentara umat Islam berencara akan memasuki Byzantium. Pemuda setempat telah lari tunggang-langgang karena mendengar umat Islam akan tiba di negeri mereka. Sampai-sampai Khalid bin Walid RA menenangkan masyarakat Romawi agar tidak perlu cemas. Kedatangan umat Islam hanya untuk menyerukan Islam dan mengajak mereka menghamba pada Allah SWT.

Mungkin saat ini tak ada lagi yang gentar dengan keperkasaan umat Islam. Sangat jarang didapati orang yang bisa bersuara lantang menyerukan kebenaran seperti Ibnu Mas'ud. Jarang yang mau menegakkan amar makruf nahi mungkar ketika melihat kemaksiatan. Jarang pula yang mau 'berjihad' menegakkan kebenaran ketika berhadapan dengan penguasa.

Rasulullah SAW bersabda, "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR Abu Daud). Keberanian tidak hanya diukur ketika seseorang angkat senjata dan berangkat berperang. Keberanian adalah konsistensi menyampaikan sesuatu yang haq (benar) walau mendapatkan interfensi dari penguasa. Seperti mentalnya Ibnu Mas'ud yang sama sekali tak gentar membacakan Alquran di tengah-tengah kezaliman kafir Quraisy.

0 comments:

Copyright © 2013 Kreatifitas Menulis